Selamat datang

Tak Ada Yang Sia-sia dalam hidup
Menuliskan semua tinta kehidupan dengan indah

Menemukan hal-hal baru untuk membuka pemikiran kita dan menjaga dengan sepenuh hati apa yang telah kita miliki

Sabtu, 16 April 2011

Project Scope Statement


                Project Scope statement adalah dokumen yang memberikan informasi dan mengendalikan tentang apa saja lingkup dari proyek dan produk yang akan dibangun memastikan bahwa semua kebutuhan yang menjadi faktor sukses sudah tercakup menjaga agar baik tim developer dan juga customer tidak keluar dari batasan proyes sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
                Tahapan dalam Project scope adalah menggali dan menganalisa semua kebutuhan dari costumer, mendifinisikan ruang lingkup proyek, membuat work break down structure(WBS), memverifikasi scope dan yang terakhir adalah proses mengontrol scope. Alur dari proses scope statement adalah bagaimana memanage, mendefinisikan dan mengontrol proyek.
                Scope atau cakupan sendiri dibedakan menjadi dua yaitu Project scope dan produk scope. Poject Scope adalah proses yang diperlukan untuk menyampaikan produk, pelayanan dan hasil dengan fitur-fitur dan fungsi yang telah ditentukan sedangkan untuk produk scope adalah bagaimana mendefinisikan fitur dan fungsi dari produk yang akan dibangun, service dan yang akan dihasilkan.
                Proses Project scope diukur terhapap penyelesaian Project management plan dan kebutuhan produk. Pada proses Project scope ini harus diintegrasikan terhadap knowledge area yang lain sehingga penyampaian pada Project scope statemen dapat dimengerti oleh semua stakeholder proyek tersebut. Proses yang dilalaui adalah sebagai berikut:

Senin, 11 April 2011

Mimpi Indah tak akan selalu indah

Indahnya mimpi harus selalu diiringi dengan menikmati apa yang biasa disebut dengan kerja keras, sebuah mimpi tanpa kerja keras adalah hal yang sangat mustahil. Kerja keras dapat menjadi sesuatu yang sangat melelahkan tetapi juga dapat menjadi sesuatu yang sangat nikmat untuk dinikmati.
Bagi saya mimpi tidak akan selalu indah jika kita tak mempunyai target alamat-alamat yang jelas untuk mencapai mimpi kita, seperti yang dikatakan oleh Bapak Mario Teguh, kita harus mempunyai misi-misi yang tak lain adalah alamat yang terdekat yang harus kita singgahi sebelum kita mencapai tujuan utama kita (misi hidup).

Simulasi Tim dan Manajerial di Mata Kuliah Menejemen Proyek SI/TI


                Mendengar kata MPTI semua pemikiran langsung terarah pada mata kuliah yang mempelajari segala macam tentang bagaimana kita dapat menejemen proyek si/ti. Dengan jumlah SKS yang tidak main-main sebanyak 6 SKS dalam mata kuliah ini, sehingga sangat dituntut untuk memaksimalkan semua potensi yang ada. Teori tentang apa, kapan, mengapa, bagaimana, siapa yang berhubungan dengan proyek khususnya SI/TI dibahas langsung disini.
                Tatap muka dibuat 2 kali dalam seminggu, untuk pertemuan sore hari adalah tentang bagaimana belajar proyek secara outdoor (3 SKS) dan kemudian belajar secara teori didalam kelas (3 SKS). Proses pembelajaran diselingi dengan berbagai aktivitas yang dapat membuat mahasiswa dapat mengeksplore kemampuan yang ada pada diri masing-masing. Tentunya hal tersebut dapat dilakasanakan jika ada peran yang positif dari dalam diri mahasiswa sendiri.
                Teori merupakan hal yang no sense jika tidak ada implementasi secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebutlah yang telah dipikirkan matang-matang oleh semua tim pengajar mata kuliah MPTI ini. Dengan tugas document yang harus di selesaikan ditiap minggunya maka akan menuntut secara langsung bagi mahasiswa untuk memanajemen waktu yang mereka miliki.
                Materi implementasi yang diberikan adalah bagaimana membangun sebuah website untuk sekolah, semua proses didokumentasikan dan harus mendapat persetujuan dari pihak sekolah sebagai customer. Hal tersebut yang mendorong mahasiswa merasa sebuah beban berat yang harus diselesaikan seperti dan hampir semua orang setuju dengan hal tersebut, “ Halah ndadak pake survey segala, pake data dummy ajakan sebenernya udah beres,” kata teman saya.
                Tetapi setelah dijalani ternyata implementasi dengan survey langsung tersebut dapat menambah pengalaman, mahasiswa dapat mengetahui bagai sulitnya berkomunikasi langsung dan mendefinisikan kebutuhan dari customer. Mahasiswa dapat mempertimbangkan semua aspek yang ada agar perjanjian yang dibuat tidak memberatkan tim dan juga dapat memenuhi kebutuhan dari customer.
                Berbicara mengenai implementasi dari proyek tersebut tidak terlepas dari pembentukan tim pada minggu awal pertemuan mata kuliah ini. Pembentukan dilakukan dengan cara yang cukup unik yaitu menggabungkan kata-kata sehingga membentuk kalimat tertentu dan mempunyai maksud. Terdengar kembali opini dari salah seorang teman saya ,”Buat apa pake beginian, malah bikin repot saja, pake nomorkan juga sudah bisa”,  ujar teman saya.
                Setelah pembentukan tim selesai dibuat maka tugas selanjutnya adalah harus survey ketempat dimana kita akan mengadakan proyek, tugas yang satu ini tidak menjadi hal yang sangat sulit untuk beberapa tim karena telah terbiasa dengan hal yang berbau survey seperti itu. Tetapi yang paling membuat keutuhan, kekompakan dan kemampuan menejerial yang diujikan adalah untuk tugas sendratari. Sendratari adalah tugas dimana tiap tim harus mementaskan sebuah cerita yang menuju pada pembuatan proyek. Sebenarnya terdapat prokontr dari tugas ini tetapi setelah mewancarai beberapa orang teman saya ternyata sebagian besar mereka mendapat manfaat bagaimana membangun kekompokan dari sebuah tim, “Sebenarnya kita mendapatkan manfaat yang sangat besar dari tugas ini, bayangkan jika tidak adanya kekompakan maka sendratari yang ditampilkanpun akan tidak terasa menarik untuk disaksikan,” ujarnya. 

                Terlapas dari tugas sendra tari selanjutnya adalah tugas membuat document untuk masing-masing tahapan untuk menyelesaiakan proyek pembuatan website untuk sekolah yang telah ditantukan oleh masing-masing tim. Kembali kemapuan manajerial untuk penjadwalan dan memotivasi anggota tim untuk tujuan yang akan dicapai sangat diperlukan dalam tugas ini, dimana untuk setiap tim pasti akan mengalami masa-masa rasa “malas” seperti kata teman yang satu ini, “tugas yang lain juga banyak nih, nanti dulu ya ngerjainnya.”
                Dari mata kuliah ini kita bisa dapat mengeksplore kemampuan kita bagaimana bekerja dengan tim dan menejerial sumber daya dan waktu yang disediakan dalam membangun sebuah proyek. Hal tersebut sangatlah penting karena kelak pasti kita akan bekerja dalam cakupan sebuah tim maka kenapa tidak kita kerjakan tugas ini dengan sungguh-sungguh, jadikanlah tugas bukan hanya sekedar tugas tetapi jadikanlah tugas sebagai sebuah karya yang pernah kita lukis si kanvas kehidupan kampus ini. Tetap SEMAGAT kawanku.

Pluralisme di JSI


               “Bukan, bukan yang ini,” kata salah seorang mahasiswa JSI dengan logat ambon, ITS khusunya JSI merupakan tempat untuk mencari ilmu bagi sebagian orang yang berasal dari luar Surabaya bahkan bagi mereka yang bertempat tinggal di luar Surabaya sebagai orang-orang terpilih dari daerah mereka masing-masing.
                “ Cukup sulit memang menerima materi kuliah kalo dosennya ngomong jawa tapi ini merupakan keuntungan kita sebagai minoritas, kita dapat belajar bahasa jawa dan budaya orang jawa,”  kata salah seorang mahasiswa JSI dengan logat batak. Memang bukan hal yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru sehingga membutuhkan sesuatu  yang ekstra untuk mahasiswa dari berbagai daerah diluar jawa tersebut dapat menyesuaikan diri. Untuk masalah makanan mereka mengaku kalau makanan didaerah Surabaya umumnya kurang nendang untuk masalah bumbu masakan seperti kata salah seorang mahasiswa berasa dari Aceh ini, “Bumbunya kalo disini tu gak terasa mantap ya, kayak dirumahku tu bumbunya mantap gitu,”.
                Tidak hanya melihat dari kacamata daerah tempat asal mereka, tetapi background pendidikan yang telah ditempuh sebelum masuk di JSI ini juga menarik untuk disoroti, dengan sample mahasiswa S1 akan sangat terlihat perbedaan yang ada. Dimulai dari jenjang pendidikan SMA biasa, SMA pondok pesantren, smk dengan jurusan komputer, mahasiswa pindahan dari jurusan lain bahkan sampai lulusan D3 keungan. Dari background yang berbeda tersebut mahasiswa mendapat bekal yang berbeda pula tentang bekal yang mereka bawa untuk menghadapi pertempuran di medan perang JSI ini. Kewalahan dalam menghadapi bahasa pemrograman adalah salah satu masalah utama yang dirasakan mayoritas mahasiswa JSI, “Lawong dulu saya gak pernah tau apa yang disebut bahasa pemrograman, lakok sekarang disuruh mrogram,” kata salah seorang mahasiswa dengan logat jawanya yang kental karena dia memang berasal dari Yogyakarta, tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi mahasiswa yang background pendidikannya adalah SMK jurusan komputer.Untuk tugas masalah perhitungan analisis biaya dan investasi maka tidak diragukan lagi mahasiswa dengan latar belakang D3 keungan akan melahap habis tanpa sisa tugas tersebut. Mereka dapat menyampaikan secara detail melebihi mahasiswa yang berbackground SMA.
                Jika kita melihat dari teropong agama maka kita akan menemukan semua aliran agama bersatu dalam JSI ini, mempunyai kelompok yang berbeda agama sangat mungkin terjadi tetapi hal tersebut lantas tidak menjadikan sebuah jurang pemisah bagi kinerja kelompok yang telah dibentuk, “Saya pernah satu kelompok dengan teman-teman yang mempunyai agama berbeda, waktu itu saya ijin beribadah dan tidak dapat ikut mengerjakan tugas kelompok tetapi mereka dapat memaklumi,” kata salah satu mahasiswa. Sudut pandang agama merupakan salah satu yang paling riskan dikalangan masyarakat tetapi tidak untuk JSI.
                Dari segi umur, mahasiswa JSI akan terlihat sangat berbeda, ini sangat kental dengan adanya angkatan untuk istilah pembeda tahun masuk, tidak jarang juga satu angkatan juga mempunyai beda umur yang berbeda-beda tetapi mereka tidak menjadikan canggung dalam sharing masalah kuliah.

                    Plurarisme dapat dipandang dari sudut pandang yang berbeda dan akan terus berkembang jika kita mencari-cari sumber pembedanya. Mahasiswa akan lebih menghargai perbedaan, meningkatkan kedewasaan dan juga melatih kesabaran. Bagaikan sebuah batu yang ada dihapadan mahasiswa plurarisme dapat menjadi penghalang tetapi juga dapat menjadi sebuah pijakan untuk meningkatkan ilmu yang akan mereka peroleh.